Being Stranger (Again)

Satu tahun berlalu sudah. Tanpa bersuara dan bersua. Rasanya sudah tidak ingin lagi bertemu, walau tidak disengaja pun aku tidak ingin. Tapi tidak ada yg tahu bukan?

Setahuin ini aku berhasil lupa, tepatnya masih berusaha tidak mengingat akan tentang hal yang lalu. Karena sudah cukup.

Seharusnya dengan jangka waktu yang cukup lama itu (karena sudah tidak ada lagi kabar yang ku dengar tentang mu) aku udah bisa merasa baik baik aja sama semua hal. Ternyata tidak sebaik yang aku kira...

Hari itu kenapa kamu harus hubungi ku lagi. Iya memang tujuan nya baik.. minta maaf diwaktu perayaan Lebaran Idul Fitri. Tidak, itu bukan sebuah kesalahan.. tapi... aku tidak nyaman dengan keadaan seperti itu. Seakan kamu ada dan hadir lagi.

Aku sudah “cut off” semua yang menghubungi aku sama kamu. Tujuan mu baik meminta maaf atas kesalahan yang pernah terjadi, aku pun sama meminta maaf juga atas kesalahan ku. Tapi aku rasa sudah cukup dimaafkan ko hehhe aku sudah memaafkan semuanya. Jadi aku mohon sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan. Tidak ada lagi yang harus kita tahu.. aku ga mau tahu lagi keadaan kamu seperti apa, dan aku rasa kamu juga ga perlu tau gimana kabar ku saat ini.

Aku minta maaf...tidak menanggapi pertanyaan mu tentang kabarku gimana. Karena aku pikir kamu udah ga perlu tahu lagi tentang ini. Biarkan aku dengan aku yang sekarang. Begitu juga Kamu dan kamu yang sekarang. Udah Cukup. Tolong.

Kalau aku boleh jujur, aku nyaman dengan kondisi seperti ini. Menjadi asing (lagi) dengan mu. Kamu sekarang sudah menjadi orang asing di hidup aku. Aku lebih baik kita seperti ini. Supaya saat kita bertemu dalam sebuah ketidak sengajaan, aku ga perlu merasa kenal kamu :) seperti merasa baik baik aja tanpa harus berpikir kalau ada sesuatu yang pernah terjadi diantara kamu sama aku di waktu yang lalu. Jadi aku mohon yaa semoga kamu paham konteks “Asing” yang aku artikan seperti ini.